PKL IV PMII Kuningan, Bupati Dian Sampaikan Pesan Kepemimpinan!
KUNINGANSATU.COM,- Bupati Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., berbicara panjang lebar tentang makna kepemimpinan saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) ke-IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan, yang digelar di Kebun Raya Kuningan, Sabtu (18/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Bupati Dian mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah orang yang paling mudah masuk surga, sekaligus paling mudah masuk neraka.
“Jadi, pemimpin itu punya akses terbesar untuk menampung investasi amal, tapi di sisi lain, kalau tidak amanah, bisa jatuh ke jurang neraka,” ujar Bupati Dian.
Ia menekankan bahwa menjadi pemimpin bukan sekadar soal jabatan atau prestise, tetapi beban tanggung jawab yang nyata dan berat.
Bupati Dian menceritakan pengalamannya menjadi kepala dinas, yang membawahi ribuan staf dengan karakter yang beragam.
“Saya pernah menjadi kepala Dinas Pendidikan, punya anak buah sampai 12.000 orang dengan segala karakternya, luar biasa. Dari situ saya belajar bahwa menjadi pemimpin itu berat. Banyak orang berpikir enak jadi kepala dinas, camat, atau bupati, tapi kenyataannya, jabatan itu tidak untuk dinikmati. Pemimpin itu selalu memikirkan masalah, mencari solusi, dan mengurai persoalan,” ujarnya.
Lebih jauh, Bupati Dian membahas konsep kepemimpinan ideal menurut Peter Senge yang dijadikannya acuan pribadi. Menurutnya, seorang pemimpin ideal memiliki tiga karakter penting.
Pertama, visioner, yaitu mampu merancang masa depan organisasi atau daerah yang dipimpinnya. Pemimpin harus bisa mendesain langkah-langkah jangka pendek, menengah, dan panjang dengan tolok ukur yang jelas serta transparan.
“Kalau di PMII, ketua harus bisa merancang arah organisasi setahun ke depan, lima tahun ke depan, mau dibawa ke mana. Begitu pula di pemerintahan, kita punya RPJMD dan lainnya, itu semua bentuk desain masa depan. Pemimpin visioner harus mampu mengeksekusi rancangan itu,” jelasnya.
Kedua, teacher atau guru bagi yang dipimpin. Bupati Dian menegaskan bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan di atas rata-rata agar bisa menjadi sumber pengetahuan bagi timnya.
“Kalau kepala dinas masih bisa dibodohi anak buah, berarti dia belum layak disebut pemimpin. Pemimpin itu harus punya skill, knowledge, dan attitude yang lebih agar bisa mengajari dan membimbing bawahan,” katanya.
Ketiga, servant atau pelayan. Menurut Bupati Dian, seorang pemimpin harus melayani orang yang dipimpinnya. Dalam konteks pemerintahan, itu berarti melayani masyarakat seperti dalam organisasi seperti PMII, itu berarti memahami dan melayani anggota.
“Pemimpin yang ideal itu visioner, teacher, dan servant. Tiga indikator itu menjadi panduan saya dalam menjalankan kepemimpinan,” jelasnya.
Bupati Dian mengakui bahwa menerapkan ketiga prinsip ini bukan hal mudah.
“Mendesain masa depan butuh pengetahuan, pengalaman, dan keberanian mengambil keputusan. Saat ini saya sedang merancang arah pembangunan Kuningan ke depan. Banyak kebijakan baik dari masa lalu yang akan kita lanjutkan, tapi ada hal-hal yang belum maksimal akan kita perbaiki untuk mewujudkan Kuningan Melesat dan Kuningan agropolitan dengan pertanian dan pariwisata yang maju,” ujarnya.
Ia menutup pemaparan dengan pesan motivasi kepada kader PMII. Menurut Bupati Dian, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau terus belajar, mendengarkan, dan melayani.
“Pemimpin yang pintar bukan hanya yang punya kemampuan, tapi yang terus belajar dan mendengarkan,” tutupnya.***



Tinggalkan Balasan