Cerita Dibalik Makam Arya Kemuning di Desa Kaduela

Kamis, 24 April 2025, April 24, 2025 WIB Last Updated 2025-04-24T12:15:54Z

KuninganSatu.com,- Bicara Desa Kaduela, tentunya bicara Talaga Biru Cicerem, ikon wisata alam yang jadi daya tarik utama desa ini. Terletak di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Cicerem dikenal dengan kejernihan airnya yang luar biasa. Airnya bening kebiruan, dasar telaga bisa terlihat jelas, dan ikan-ikan warna-warni bebas berenang tanpa takut pada manusia. Banyak orang datang ke sana untuk berfoto underwater atau sekadar menikmati ketenangan alam.

Dibalik itu semua, ternyata Kaduela juga menyimpan warisan budaya leluhur yang hingga saat ini masih ada dan dijaga oleh masyarakatnya, salah satunya adalah makam Pangeran Arya Kemuning yang dipercaya sebagai salah satu tokoh yang berperan dibalik berdirinya Desa Kaduela.

Berdasarkan keterangan Diding yang merupakan warga setempat, Pangeran Arya Kemuning merupakan putra dari Sunan Gunung Jati Cirebon. Arya Kemuning juga termasuk salah satu tokoh yang namanya tercantum dalam riwayat desa Kaduela.

Di Kaduela sendiri, makam Pangeran Arya Kemuning sangat mudah ditemukan karena lokasinya yang berada di tengah pemukiman masyarakat berdampingan dengan makam salah satu tokoh setempat yakni Kuwu Bongbong.

Berkunjung ke makam Arya Kemuning, terlihat kondisinya yang masih asli tanpa adanya pemugaran yang dilakukan. Ada cerita mistis dibalik kondisi makam yang hingga saat ini masih tampak asli tersebut.

Menurut Diding, lokasi makam yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir Pangeran Arya Kemuning tersebut awalnya dikelilingi oleh rumpun bambu yang sangat jarang sekali terjamah oleh warga.

"Awalnya di sini merupakan rumpun bambu yang jarang sekali terjamah oleh masyarakat," ungkap Diding ketika membersamai kuningansatu.com di lokasi makam Pangeran Arya Kemuning, Jum'at (24/4/2025).

Pada rumpun bambu yang mengelilingi makam tersebut juga menurut keterangan Diding terdapat banyak ular yang jika dihitung jumlahnya mungkin bisa mencapai ratusan. Keanehan dari ular-ular tersebut seolah saling terikat tanpa putus seolah menajdi sebuah anyaman tali yang begitu memanjang.

"Menurut kesaksian orang tua dahulu, di sini banyak ular namun anehnya ular-ular tersebut saling membelit ibaratkan sebuah anyaman tali yang menjadi satu dan panjang. Menurut cerita juga ular-ular itu yang menjaga makam," katanya.

Selain itu, kata Diding, cerita lainnya adalah ketika masyarakat merenovasi lokasi makam dengan membangun bangunan agar teduh, tidak berapa lama bangunan tersebut roboh meskipun tidak ada angin ataupun hujan deras.

"Sudah dua kali di rehab, namun belum berapa lama bangunan nya roboh, makanya hingga saat ini kondisi makam dibiarkan apa adanya sesuai bentuk awalnya tanpa ada penambahan bangunan apapun," ujar Diding.

Tak hanya makam Pangeran Arya Kemuning, di Desa Kaduela juga terdapat banyak makam tokoh-tokoh yang mungkin namanya sudah tidak asing lagi untuk didengar seperti Haji Abdullah Iman, Syekh Makdum Ibrahim, dan masih banyak lainnya.

Diding juga mengatakan bahwa tidak hanya wisata alam, namun Kaduela juga menyimpan sejarah peradaban dari masa ke masa yang jika digali akan memberikan wawasan dan pengetahuan sebagai warisan bagi generasi muda saat ini.

(red)





Komentar

Tampilkan

  • Cerita Dibalik Makam Arya Kemuning di Desa Kaduela
  • 0

Terkini

Topik Populer