Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu, Disdukcapil Anti Kritik???

Sabtu, 12 April 2025, April 12, 2025 WIB Last Updated 2025-04-12T14:10:21Z

KuninganSatu.com,- Kritikan masyarakat mengenai realitas program Satu Jam Saja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kuningan mendapat tanggapan cukup cepat dari pihak yang bersangkutan.


Lewat akun media sosial resminya, Disdukcapil juga merespons kritik tersebut dengan menyisipkan musik latar "Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu" dan sekaligus menjelaskan kepada media bahwa program mereka bukanlah program abal dan asal-asalan juga dijalankan sesuai dengan SOP.


Disdukcapil menegaskan bahwa mereka bekerja berdasarkan SOP. Namun, yang perlu dipahami, SOP bukan sekadar dokumen formal melainkan harus tercermin dalam praktik sehari-hari. Ketika program Satu Jam Saja dijanjikan, masyarakat tentu menaruh harapan bahwa pelayanan administrasi kependudukan akan lebih cepat, efisien, dan memudahkan.


Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal berbeda. Pengurusan dokumen yang dijanjikan selesai dalam 1 - 24 jam maksimal justru kerap memakan waktu berhari-hari. Apakah ini sesuai SOP ataukah SOP itu sendiri yang tidak realistis. 

"Jika benar SOP-nya ideal, mengapa pelaksanaannya tidak bisa menyamai standar yang dijanjikan," ujar Andika Ramadhan kepada kuningansatu.com, Sabtu (12/4/2025).

Pernyataan Disdukcapil bahwa mereka tidak hanya mengurus satu atau dua dokumen memang benar.

"Memangnya masyarakat kira Disdukcapil hanya duduk-duduk main catur?, tentu saja kami tahu pekerjaan Disdukcapil itu kompleks. Tapi masyarakat juga tidak minta pelayanan seperti layanan VIP. Kami hanya ingin satu hal sederhana, konsistensi antara janji dan kenyataan," imbuhnya.

Tetapi disitulah tantangannya sebagai sebuah institusi publik, Andika juga menegaskan jika memang beban terlalu berat, tentunya harus ada evaluasi kapasitas bukan malah menyalahkan ekspektasi publik yang dibentuk dari narasi instansi itu sendiri.


"Banyaknya beban kerja seharusnya tidak menjadi alasan pembenaran atas buruknya pelayanan. Justru itu menjadi panggilan untuk memperbaiki sistem dan memperkuat manajemen pelayanan," kata Andika.


Lebih lanjut Andika mengungkapkan, sebagai sebuah instansi yang bergerak dalam hal pelayanan publik, seharusnya kritik yang disampaikan menjadi sebuah bahan perbaikan ke depannya. Namun alih-alih menjadikan kritik tersebut sebagai sebuah bahan perbaikan agar lebih baik, justru Disdukcapil ini sendiri merespons kritik dengan sinisme dan sindiran. 

Disdukcapil seharusnya membuka ruang dialog. Kritik masyarakat bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk mengingatkan bahwa masih ada yang perlu diperbaiki. Ketika sebuah instansi publik merasa cukup dan kebal kritik, di sanalah stagnasi mulai terjadi," ungkap Andika.

Sudah saatnya kita membangun budaya birokrasi yang sehat, kata Andika, yang menjadikan kritik sebagai bahan bakar untuk berbenah, bukan sebagai musuh yang harus dibungkam atau disepelekan.


"Disdukcapil bisa saja mengibaratkan kritik ini sebagai gonggongan di pinggir jalan. Tapi perlu diingat, kafilah yang bijak bukan hanya berjalan terus tanpa peduli. Kafilah yang bijak tahu kapan harus berhenti sejenak, mendengarkan, dan memperbaiki arah. Karena yang dipertaruhkan di sini bukan sekadar citra, tapi kepercayaan publik yang jauh lebih mahal harganya," tukas Andika.

Dikonfirmasi mengenai postingan akun resmi media sosial milik Disdukcapil tersebut, Sekretaris Disdukcapil Kuningan Ujang Jahidin, SH, MH mengatakan bahwa postingan sosial media tersebut yang disisipkan emoticon anjing dan lagu Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu tersebut tidaklah bermaksud lain.


"Sudah dijelaskan, hanya memberi spirit kepada petugas agar tetap menjaga semangat melayani," jawab Ujang singkat.

(red)
Komentar

Tampilkan

  • Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu, Disdukcapil Anti Kritik???
  • 0

Terkini

Topik Populer