KuninganSatu.com, - Dalam upaya menuntaskan program 100 hari kerja, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., telah menginstruksikan percepatan perbaikan jalan di berbagai titik di Kabupaten Kuningan. Hingga saat ini, kondisi jalan rusak di Kabupaten Kuningan tercatat mencapai 200 km
Kepala Bidang Bina Marga, Teddy Sukmajayadi, menjelaskan bahwa beberapa ruas jalan telah mendapatkan perbaikan, di antaranya Jalan Lingkar Timur, Jalan Moh. Yamin, Jalan Toha, Jalan Soekarno, Jalan Hatta, Jalan Sudirman, Jalan Otista, Jalan Veteran, Jalan A. Yani, Jalan Semakar, Jalan Holil, Jalan Siliwangi, Jalan Ciloa – Cilaja, Jalan Cilaja – Gerba, dan Jalan Winduhaji – Purwasari.
Tambahan ruas perbaikan Purwasari – ciporang, Ciporang – maleber, Oleced – Tambakbaya, Kembang Lopang – Mandapajaya, Pamulihan – Subang, komplek Pasar Baru, Aruji – Mepuh dan Caracas -Cibuntu.
Ketua New Padjadjaran Institute mengkritisi kebijakan Pemerintah Kabupaten Kuningan terkait prioritas perbaikan jalan di beberapa wilayah yang dinilai tidak tertata dengan baik dan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat apabila pemetaannya tidak berdasarkan skala prioritas yang jelas.
Menurutnya, dalam momentum bulan suci Ramadhan ini, perbaikan jalan seharusnya difokuskan pada ruas jalan protokol yang akan dilalui oleh banyak pemudik guna menunjang kelancaran arus mudik serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Dalam pernyataannya, Andika menyoroti bahwa infrastruktur jalan merupakan faktor krusial dalam menunjang perekonomian masyarakat.
“Jalan yang rusak sudah pasti menghambat mobilitas warga, meningkatkan biaya transportasi, serta menurunkan daya saing ekonomi daerah. Maka dari itu, perlu ada transparansi dalam penentuan skala prioritas perbaikan jalan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa perbaikan jalan saat ini seharusnya difokuskan pada jalur utama yang menjadi akses vital bagi pemudik. Jalan nasional dan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kuningan dengan daerah lain harus menjadi perhatian utama pemerintah.

“Menjelang Lebaran, arus mudik akan meningkat drastis. Kondisi jalan yang baik sangat penting untuk memastikan kelancaran perjalanan serta keselamatan para pemudik. Jika perbaikan justru dilakukan di jalur yang kurang strategis, maka dapat menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan,” tambahnya.
Selain itu, Andika menegaskan bahwa prioritas perbaikan jalan menjelang Hari Raya Idul Fitri harus difokuskan pada jalur utama, terutama yang digunakan sebagai jalur mudik dan arus balik. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran lalu lintas, mengurangi risiko kecelakaan, serta memberikan kenyamanan bagi para pemudik yang melakukan perjalanan jauh.
Dengan meningkatnya volume kendaraan selama periode mudik, infrastruktur jalan yang baik akan berperan penting dalam menghindari kemacetan dan mempercepat mobilitas masyarakat.
Setelah menyelesaikan perbaikan pada jalur arus balik pemudik, Andika, selaku Ketua New Padjadjaran Institute, berharap agar perbaikan jalan selanjutnya dapat dimulai dari titik-titik dengan tingkat kerusakan terparah, bukan sekadar menambal jalan berlubang.
Pasalnya, masih banyak ruas jalan di Kabupaten Kuningan yang tergolong rusak parah, seperti jalan yang menghubungkan Kecamatan Cilebak dan Kecamatan Ciwaru. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah daerah serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani permasalahan infrastruktur ini.
(red)