 |
| Foto Oknum Rentenir Berkedok Koperasi Simpan Pinjam |
KuninganSatu.com, - Maraknya aktifitas keuangan yang memakai label koperasi simpan pinjam diduga dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk melakukan mencari keuntungan dengan cara yabg tidak baik kepada masyarakat.
Seperti yang terjadi di wilayah Desa Cijagamulya Kecamatan Ciawigebang baru-baru ini. Sekitar 28 orang warga diduga telah terbujuk oleh oknum yang mengatasnamakan koperasi simpan pinjam yang menjanjikan pencairan keuangan kepada mereka.
"Kejadiannya minggu kemarin, katanya mereka berasal dari Koperasi ADB lagi nyari nasabah," kata salah seorang warga, Kamis (20/03/2025).
Menurut salah seorang warga, awalnya oknum tersebut baik dari penampilan maupun gaya bicara sangat meyakinkan. Bahkan awalnya warga diberi pinjaman dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 300.000,- dengan ketentuan dipotong biaya administrasi sebesar Rp. 30.000,- sehingga warga memperoleh nilai bersih sebesar Rp. 270.000 yang harus dikembalikan dalam jangka waktu satu minggu dengan nilai Rp. 360.000,-.
Sebelum satu minggu oknum tersebut kembali lagi kepada warga dan mengiming-imingi akan memberikan pinjaman dengan nilai Rp. 3.000.000,- dengan catatan segera mengembalikan pinjaman awal dan bunga dengan nilai Rp. 360.000 meski belum masuk jatuh tempo.
 |
| Foto Oknum Rentenir Berkedok Koperasi Simpan Pinjam |
Merasa akan mendapatkan tambahan pinjaman dengan nilai lebih besar warga akhirnya mengembalikan pinjaman dan bunga senilai Rp. 360.000,- meski belum satu minggu. Namun setelah mengembalikan pinjaman tersebut justru oknum koperasi simpan pinjam tersebut malah menghilang dan nomor handphone yang ditinggalkan juga tidal aktif sama sekali.
"Sudah dilunasin sebelum jatuh tempo, eh sekarang nomer orangnya malah tidak aktif pak, tidak bisa dihubungi, dicek nama koperasinya juga enggak ada yang tahu," kata warga lainnya.
Dari pantauan kuningansatu.com, ternyata modus yang dilakukan terduga oknum tersebut bukan hanya terjadi di Desa Cijagamulya, beberapa warga dari Desa Ciawilor, Kadurama, Sidaraja juga mengaku menjadi korban dengan modus yang sama.
Hingga berita ini dipublikasikan, terdata oleh kuningansatu.com, sudah ratusan warga yang terjebak dengan modus tersebut yang berada di wilayah Kecamatan Ciawi.
(red)
