KuninganSatu.com,- Hasil penelusuran Masyarakat Peduli Kuningan (MPK) terhadap beberapa lahan yang ditanami tanaman sawit menemukan sebuah fakta yang mencengangkan. Salah satu pemilik lahan di Kecamatan Subang menyatakan bahwa dirinya tidak tahu kalau lahan miliknya telah ditanami sawit sebanyak kurang lebih 30 pohon.
Menurut pengakuan pemilik lahan kepada kuningansatu.com, Kamis (13/03/2025), bahwa tanah miliknya ia beli beberapa tahun lalu dari salah seorang yang sekarang menjabat anggota DPRD Kabupaten Kuningan.
"Sudah beberapa tahun lalu pa, dibeli 20 juta pa," kata pemilik lahan yang kini ditanami sawit.
Ditanya perihal sawit yang ditanam di lahan miliknya saat ini, ia mengaku tidak tahu menahu, bahkan siapa yang menanamnya pun ia mengaku tidak mengetahuinya.
"Iya tidak tahu pak, kalo memang tahu akan jadi ribet sama saya mau dibuang tanaman sawitnya juga, kita cuma masyarakat awam, dan cuma ikut-ikutan" kata pemilik lahan.
"Iya tidak tahu, tiba-tiba sudah ditanam saja, banyak yang sudah ditanami juga, bukan cuma saya," kata pemilik lahan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Andika Ramadhan salah satu pemerhati kebijakan kepada kuningansatu.com mengatakan bahwa ini merupakan hal yang sangat tidak masuk akal, bahwa seorang pemilik lahan tidak tahu jika lahan miliknya ditanami sawit tapi setelah tertanam dibiarkan saja.
"Tidak masuk akal kalau pemilik lahan tidak tahu lahan miliknya ditanami sawit, terlebih tidak tahu juga siapa yang menanam sawit di lahan miliknya," ujar Andika.
Menurutnya menanam sawit ini tidak seperti menanam bunga mawar di halaman rumah yang bisa seenaknya, ada regulasi yang harus dipatuhi karena menyangkut dengan dampak dari penanaman sawit itu sendiri.
Andika juga sedikit merasa aneh dengan bahasa pemilik lahan yang mengungkapkan bahwa dirinya hanya ikut-ikutan.
"Ini menunjukan bahwa tidak adanya komitmen yang jelas antara perusahaan dengan masyarakat pemilik lahan, bahkan jauh dari kata edukasi tentang sawit itu sendiri terhadap masyarakat," tutur Andika.
"Kalau seperti ini nyatanya, pemerintah harus cepat ambil sikap memanggil pihak perusahaan untuk memperbaiki sistem yang ada dan berjalan dalam penanaman sawit, kalau memang sawit itu mau diizinkan untuk ditanam di Kuningan, kalaupun tidak ya sesegera mungkin diberhentikan, agar masyarakat punya kepastian dalam hal ini," imbuhnya.
Andika hanya berharap bahwa apapun bentuk investasi yang masuk ke Kabupaten Kuningan dapat memenuhi regulasi yang ada sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga akan ada kepastian hukum bagi pengusaha dan yang paling utama adalah kepastian hukum bagi masyarakat.
"Investasi dalam bentuk apapun seyogyanya memenuhi regulasi yang berlaku agar semua mendapat kepastian hukum dan tidak ada pihak yang dirugikan, jangan sampai menabrak regulasi sehingga terjadi gesekan dengan masyarakat," pungkas Andika.
(red)
