 |
| Ilustrasi |
KuninganSatu.com,- Kasus dugaan arogansi yang dilakukan oleh oknum Anggota DPRD Kabupaten Kuningan Daerah Pemilihan 1 asal salah satu Partai pengusung Calon Bupati Kuningan pada kontestasi Pilkada 2024 lalu dengan menyuruh dua orang preman pada Kamis (13/03/2025) pukul 23.00 WIB untuk mendatangi rumah SA (53) di kediamannya Desa Ciniru berbuntut ketidakterimaan dari putranya RV (24).
Ketidakterimaan RV diluapkan keesokan harinya, Jum'at (14/03/2025) dengan mencari AL (40), oknum preman yang diduga mengintimidasi bahkan mengancam akan menembak SA jika permasalahan tidak segera diselesaikan.
Sempat terjadi adu mulut antara RV dan AL ketika bertemu di areal depan Terminal Tipe A Kertawangunan hingga menjadi pusat perhatian warga yang melintas.
Dalam adu mulut tersebut RV terus mendesak mempertanyakan apa maksud dari AL datang ke rumahnya jam 23.00 WIB dan mengganggu ketentraman keluarganya bahkan tetangga sekitarnya serta mengancam akan menembak orang tuanya jika tidak segera menyelesaikan urusan keuangan.
Hingga hampir setengah jam terjadi adu mulut antara keduanya, akhirnya AL mengakui jika ia disuruh oleh oknum Anggota DPRD tersebut untuk menagih hutang sebesar Rp. 5.200.000, - kepada RV namun kebetulan waktu itu yang ada di rumah hanya ayahnya yaitu SA.
Soal ancaman menembak, AL mengelak atas tuduhan tersebut, meskipun ia mengakui memiliki senjata api yang setiap hari ia bawa kemanapun ia pergi untuk berjaga-jaga.
"Saha nu rek nembak, geus montong memperpanjang masalah, ai beceng mah unggal poe aing ge mawa, tapi da saha nu rek nembak," kata AL dalam bahasa sunda yang artinya "Siapa yang mau menembak, sudah jangan memperpanjang masalah, pistol setiap hari saya bawa untuk berjaga-jaga, tapi siapa yang mau menembak"
(red)
