KuninganSatu.com,- Dikagetkan dengan munculnya grup facebook yang beranggotakan gay menuai tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya dari mantan ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kabupaten Kuningan, Ade Zezen MZM, M.Pd.
Ade mengatakan bahwa permasalahan LGBTQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer) merupakan masalah yang sudah cukup lama menjadi pembahasan di Kabupaten Kuningan ini. Bahkan beberapa tahun ke belakang sempat beberapa elemen masyarakat mendeklarasikan diri untuk menolak hal tersebut.
"Awalnya saya tahu dari seorang pemateri yang menyampaikan materi tentang LGBTQ, dan saya cukup kaget, sempat tidak percaya, tapi setelah saya cek ternyata benar adanya," ujar Ade kepada kuningansatu.com, Senin (17/03/2025).
Secara pribadi, kata Ade, bahwa semenjak ia tahu permasalahan tersebut beberapa tahun lalu, ia turut aktif dalam mengedukasi dari sekolah ke sekolah, dari pesantren ke pesantren tentang hal tersebut dan bahayanya bagi kehidupan.
Menurut Ade, ada yang lebih mengerikan jika berbicara LGBTQ yakni faktanya jumlah mereka secara nasional ini cukup mencengangkan, bahkan jika mereka membuat satu partai, maka bisa mengantarkan salah satu anggota menjadi seorang anggota dewan DPR-RI.
"Dan ini yang ngeri, kalau mereka ada yang duduk di DPR, bukan tidak mungkin mereka akan membuat RUU yang pro terhadap kegiatan laknat mereka," kata Ade.
Menurut Ade, Pemerintah dari berbagai jenjang baik Pusat, Provinsi, hingga ke Daerah jangan sampai menutup mata atas permasalahan ini karena semua sepakat bahwa LGBTQ adalah sebuah penyakit yang membahayakan, sehingga perlu adanya regulasi yang dapat membatasi ruang gerak mereka dan tentunya adanya kerjasama antara masyarakat.
"Semuanya harus sepakat dahulu kalau LGBTQ itu penyakit yang harus diberantas karenaLGBTQ cepat menular dan memakan korban," tandasnya.
Ade juga menekankan selain regulasi, tentunya harus adanya ketegasan bagi semua pihak, karena biasanya kelemahan kita itu pada penerapan dan ketegasan terhadap regulasi yang ada.
"Pernah kita KAMMI mengangkat isu tersebut, tapi kita malah dituduh intoleransi," tukas Ade.
(red)
