Kuningan - Belakangan ini ramai tentang deadlocknya persaingan ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Kabupaten Kuningan dikarenakan kedua belah pihak dianggap sama baiknya.
Petani merupakan sebuah akronim dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno pada tahun 1952. Hal tersebut mengingat pertanian menjadi salah satu elemen penting dalam strategi pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Untuk itu sudah selayaknya HKTI khususnya di Kabupaten Kuningan membutuhkan sosok pemimpin yang professional dan berintegritas. Hal tersebut disampaikan oleh Muhamad Rojab, Petani dan Demisioner PC PMII Kabupaten Kuningan ketika berbincang dengan kuningansatu.com, Selasa (04/02/2025).
"Saya yakin Sosok H. Udin Kusnedi dan Sri Laelasari punya kategori sebagai ketua HKTI Kabupaten Kuningan," kata Muhamad Rojab.
“Hanya saja menjadi seorang ketua tidak hanya mempunyai managemen yang baik akan tetapi harus memberikan contoh yang baik untuk masyarakat terutama bagi kaum tani. karena sosok pemimpin diwajibkan mempunyai kredibilitas, pengetahuan, pengalaman dan mampu menjawab semua persoalan didalam dunia pertanian," imbuhnya.
Menurutnya hal tersebut dirinya alami sendiri sebagai seorang petani yang langsung mengalami banyak kendala di dunia pertanian.
Sudah menjadi rahasia umum jika kita melihat kedua sosok tersebut tentu H. Udin Kusnedi merupakan figur yang mempunyai sepak terjang di dunia pertanian cukup lama dan membina kelompok-kelompok tani sampai saat ini.
"Ini merupkan bukti nyata bahwa sosok H. Udin Kusnedi merupakan figur yang tepat untuk menjadi ketua HKTI Kabupaten Kuningan. Ditambah dengan manajemen professional melalui bidang-bidangnya akan sangat mendukung pergerakan HKTI," katanya.
Dirinya berharap bahwa sosok ketua HKTI yang kelak terpilih bukan sosok yang tiba-tiba muncul memanfaatkan momentum karena mengikuti trend nasional berbicara soal pertanian.
"Saya sangat menyayangkan apabila ketua HKTI bukan seorang yang mempunyai sepak terjang yang jelas," ungkapnya.
Lebih lanjut Muhamad Rojab mengatakan bahwa di Kuningan itu sendiri yang dibutuhkan adalah aksi bukan janji apalagi hanya sebatas wacana.
"HKTI butuh suritauladan bukan bualan semata. Maka dari itu saya yakin Presiden Prabowo ingin meningkatkan ketahanan pangan nasional ini berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan, maka dari itu hal yang logis bahwa menyerahkan sesuatu sesuai dengan keahliannya merupakan hal harus diperhatikan," tandasnya.
(dhim)
