Kuningan - Kasus dugaan perselingkuhan anggota DPRD Kabupaten Kuningan kembali menuai reaksi dari masyarakat. Hari ini, Jum'at (31/01/2025) dua elemen masyarakat kembali menggeruduk gedung DPRD Kabupaten Kuningan untuk mempertanyakan kepada Badan Kehormatan (BK) perihal tindak lanjut penanganan kasus tersebut.
Diawali oleh aksi audiensi dari puluhan masyarakat yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Kemanusiaan (FMPK). Dalam audiensi tersebut peserta yang hadir mempertanyakan ketegasan sikap BK dalam menangani kasus yang dianggap mencederai nama baik wakil rakyat tersebut.
Salah satu peserta audiensi, yaitu Ust. Luqman mempertanyakan kepada seluruh anggota BK yang hadir menerima audiensi perihal sudah sampai sejauh mana penanganan kasus yang membuat gaduh masyarakat Kuningan ini, karena dalam penanganannya BK terkesan tertutup.
Ust. Luqman juga mengatakan bahwa institusi dewan merupakan institusi yang terhormat dan orang-orang yang berada di dalamnya merupakan orang-orang terhormat yang tentunya menjunjung tinggi moral dan etika, sehingga jangan sampai menjadi tidak terhormat karena permasalahan seperti ini.
Lebih lanjut Ust. Luqman mengatakan bahwa kasus ini dianalogikan seper ti satu stel pakaian yang digunakan anggota dewan yang begitu rapih dan indah dipandang, hanya karena resleting yang rusak dan menganga membuat semuanya jadi terlihat kurang baik.
"Ibrat resleting yang sudah rusak, tinggal pilih mau dibiarkan saja atau diganti?" kata Ust. Luqman di hadapan para peserta audiensi.
Usai audiensi, siang hari pukul 13.00 WIB gelombang kedua aksi mempertanyakan ketegasan BK dilakukan oleh massa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang melakukan unjuk rasa di depan gedung dewan.
Aksi yang digelar ini juga kembali mempertanyakan BK dalam penanganan kasus yang cukup membuat gaduh masyarakat Kuningan ini. Dalam aksi puluhan mahasiswa ini juga turut membawa alat peraga yang berbentuk mobil sebagai bentuk sindiran terhadap perilaku oknum anggota DPRD yang ramai dibicarakan yaitu penggerebekan di dalam mobil.
Alat peraga tersebut pun turut dibakar bersama dengan ban yang membuat aksi semakin memanas di tengah terik matahari.
(red)
